Unspoken evaluation of impoliteness: The Javanese linguistic interaction example
Norwanto Norwanto | Universitas Islam Negeri Salatiga
Politeness and Camaraderie: How Types of Form Matter in Indonesian Context
Teori *impoliteness* oleh Jonathan Culpeper memang merupakan antitesis dari teori *politeness* dan *Cooperative Principle* yang didasarkan pada prinsip Gricean. Namun, relevansi teori ini dalam perkembangan linguistik pragmatik saat ini bergantung pada konteks penggunaannya dan fokus penelitian.
### **Teori Politeness dan Cooperative Principle**
- Teori *politeness* dan *Cooperative Principle* Grice (1975) telah menjadi dasar dalam studi pragmatik komunikasi. Prinsip ini berfokus pada efektivitas komunikasi melalui empat kategori maksim: kualitas, kuantitas, relevansi, dan cara[1][3].
- Teori *politeness* oleh Brown dan Levinson (1987) serta model oleh Leech (1983) memperluas prinsip Grice dengan menambahkan dimensi sosial seperti kesopanan dan strategi komunikasi untuk menghindari pelanggaran sosial[1][3].
- Dalam konteks budaya tertentu, seperti Indonesia, penerapan prinsip Grice sering kali disesuaikan dengan kebutuhan harmoni dan nilai budaya lokal[3].
### **Teori Impoliteness oleh Jonathan Culpeper**
- Culpeper memperkenalkan teori *impoliteness* sebagai cara untuk memahami pelanggaran norma kesopanan dalam komunikasi. Teori ini berfokus pada bagaimana ketidaksopanan digunakan secara strategis untuk mencapai tujuan tertentu, seperti mengekspresikan ketidaksetujuan atau konflik[1].
- Teori ini relevan dalam situasi komunikasi yang tidak kooperatif atau konflik sosial, di mana pelanggaran norma kesopanan menjadi alat komunikasi yang efektif.
### **Relevansi dan Perkembangan**
Jonathan Culpeper adalah seorang ahli pragmatik dan linguistik yang dikenal atas kontribusinya dalam studi tentang impoliteness atau ketidaksopanan dalam bahasa. Melalui berbagai karyanya, terutama buku "Impoliteness: Using Language to Cause Offence" (2011), Culpeper mengeksplorasi bagaimana ketidaksopanan digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan tertentu.
Definisi dan Konsep Dasar
Ketidaksopanan, menurut Culpeper, merujuk pada perilaku komunikatif yang menarik evaluasi negatif dalam konteks tertentu dan menyebabkan pelanggaran atau ketidaknyamanan. Ini berbeda dari ketidaksopanan yang tidak disengaja atau ketidaktahuan terhadap norma sosial; ketidaksopanan sering kali bersifat disengaja dan strategis. Culpeper menekankan bahwa ketidaksopanan bukan hanya kebalikan dari kesopanan, tetapi memiliki dinamika dan fungsi tersendiri dalam interaksi sosial.
Strategi Ketidaksopanan
Dalam upayanya untuk menguraikan anatomi ketidaksopanan, Culpeper mengidentifikasi beberapa strategi utama yang digunakan individu untuk mengekspresikan ketidaksopanan: